Friday, October 20, 2006

Siapa yang menanggung biayanya?

Artikel dari halaman depan New York Times (NYT)

Artikel di atas membuat gue tertarik pada kasus ini, karena berada di halaman depan NYT. Setelah itu gue mulai mencari-cari berita di Indonesia, untuk menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh artikel ini. Sampai saat ini yang gue lihat dari berita-berita itu hanyalan proses masalah penanggulangannya yang, seperti biasa, berantakan. Penanggulangannya juga dilakukan oleh tim yang dibuat oleh pemerintah, tanpa gue lihat peran atau partisipasi dari perusahaan yang berbuat kesalahan. Sehingga, sampai saat ini, gue cuman bisa menjawab bahwa pemerintah, dengan dana pajak yang diambil dari rakyat, akan menanggung biaya yang dapat mencapai 1 milyar dollar, hampir mencapai 10 triliun rupiah (sekitar Rp. 10.000.000.000.000,00). Gue rasa masyarakat akan merasa malas untuk membantu, karena yang menyebabkan bencana ini bisa kabur.

Kutipan dicetak miring:

"Foreign companies, environmental groups and political observers are now watching closely to see whether the government will hold the company that drilled the well accountable for the costs of the cleanup, which could easily reach $1 billion."


Selain itu dari segi bagaimana perusahaan induk dapat melarikan diri dari kemungkinan tuntutan keungan juga menarik. Lapindo Berantas yang dimiliki oleh Bakrie Groups telah dijual ke perusahaan yang terdaftar di Jersey, Amerika (Lyte Ltd.) seharga 2 dollar, hampir mencapai 20 ribu rupiah (sekitar Rp. 20.000,00). Perusahaan 'bodoh' yang mau membeli Lapindo Berantas yang bermasalah ini ternyata adalah perusahaan yang pemilik sepenuhnya Bakrie Groups. Sehingga, bila Lyte Ltd. menyatakan pailit di Amerika, Bakrie Group kemungkinan besar tidak perlu menanggung biaya bencana yang disebabkan oleh Lapindo Berantas.

"But as the liabilities have escalated, Lapindo was sold — for $2 — last month to an offshore company, owned by the Bakrie Group, and many fear it will declare bankruptcy, allowing its owners to walk away."

"Lapindo’s parent company announced that it was selling Lapindo for $2 to Lyte Ltd., a company that is registered in the offshore island of Jersey. The majority shareholder in the parent company is the Bakrie Group, and the Bakrie Group is also the sole owner of Lyte, according to public documents."

"A concern now is whether Lyte, which has been renamed Bakrie Oil & Gas, will declare bankruptcy, which seems almost inevitable."

“That’s what I’m afraid of,” said Mr. Hendrarso, the senior elected executive official in Sidoarjo, the district that is at the center of the mud disaster. If the Bakrie Group does not pay, the Indonesia government will be left with the bill, government officials said."

Gue berasa mau gebukin orang ajah nih bawaannya.

Walaupun gue sebenernya mau percaya mungkin itu emang alam ajah yang lagi nyebelin, jadi bencana alam tersebut terjadi, tetapi sampai saat ini kok berat ke kesalahan manusia yah.

Semoga, sekali lagi semoga, yang mesti bertanggung jawab melaksanakan kewajibannya. Sehingga bukan masyarakat Indonesia lagi yang dibuat jadi lebih miskin, hanya karena ada yang mau dapat untung lebih besar dengan membuat sesuatu tidak sesuai ketentuan.

Semoga.

NB: Kalo ternyata yang semestinya bertanggung jawab dengan berbagai tipu daya dan muslihat bisa lari dari kewajiban, maka hanya satu yang dapat gue lakukan, seperti rakyat Indonesia pada umumnya: gue sumpahin loe semua.

Contoh: GUE SUMPAHIN MATI BESOK LOE SEMUA, BANGSAT!!!

3 comments:

Anonymous said...

ih paksi, nyumpahinnya pinter dikit dong. gue kebiri kepala lu semua... gitu...

Anonymous said...

jadi..
2 minggu ada bocor lumpur di site drilling nya lapindo, medco sebagai kontraktor nya lapindo, udah berkirim surat, untuk lapindo nambel itu bocor dengan alat tertentu, atau medco tidak bertanggungjawab..
lapindo tidak melakukannya..

jadi, kalau sampai mr bakri gak jatuh miskin..
kebangetennnnn...

mau force majeur mau petir siang bolong mah..
tanggungjawabnya ya si bakrie lahhh

kali ini, dik paksi, sumpah serapahnya, saya kasih nilai.. yah 8 kali ya..

inget pesennya tante detta, kalau nyumpahin, agak pinteran dikit..

**) temennya dik paksi minum teh botol sosro, depan FORD!

Anonymous said...

jadi dimisalin (rofiq's tone)
loe nyetir di mampang mau ke kuningan. terus ditengah jalan hujan deres. petir menyambar dan saking panjangnya itu petir, berkilat didepan mobil loe.

blarrr!!!
loe tentunya kaget dunk..
terus ngepot..
ciiiiittttt...!!!!
mobil zig zag..

karena loe ngepot, pengendara motor dibelakang loe, kanan kiri loe, dan sebuah sedan gaul, ikut ngepot. tabrakan deh..bererot..
brakk!!
brakk!!
brakk!!

panas dong..

pastine pengendara sepeda motore sama satu sedan gaul itu keluar mobil terus nguber-nguber elu..
maki-maki..., sebagai pemanasan acara minta ganti rugi..

trus loe keluar mobil..
akan menghadapi..
gagah perkasa..
bawa kunci setir
ama kunci inggris..

sambil ngacungin senjata, loe bilang sama mereka:

"eh sodareee...yeeee bisane marah ama gue... ama entu tu.. nyang bikin petir.. mang loe kate gue juga kagak kaget???"

(joko's tone)

**lawak kan?
sama kaya bakrie..

salam,
p